FGD Pengembangan Anggur Lokal Bali: Dorong Varietas Tanpa Biji dan Daya Saing Global
Denpasar - Dalam upaya memperkuat daya saing dan keberlanjutan komoditas hortikultura lokal, Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Bali bersama Universitas Udayana menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertema “Kajian Pengembangan Varietas Anggur Lokal Bali Tanpa Biji”, Rabu (11/06/2025) di Gedung Agrokompleks, Kampus Sudirman Denpasar. FGD ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk peneliti, akademisi, OPD terkait, dan para petani anggur. Acara dibuka oleh Ir. I Nyoman Suarta, M.Si., yang mewakili Kepala BRIDA Bali, serta Prof. Ir. Ni Made Ary Esta Dewi Wirastuti, Ph.D., dari LPPM Universitas Udayana.
Paparan utama dari Prof. Dr. Ir. Rindang Dwiyani, M.Sc. mengungkapkan bahwa varietas anggur lokal Bali saat ini masih memiliki sejumlah tantangan, terutama rasa yang kurang manis dan masih berbiji. Riset yang dilakukan menunjukkan potensi penggunaan hormon giberelin (GA3) dan ekstrak rebung dalam menghasilkan buah tanpa biji. “Kami telah mendapatkan satu perlakuan yang berhasil menghasilkan anggur tanpa biji dan lebih manis. Fokus selanjutnya adalah memperbesar ukuran buah,” ungkapnya.
Sementara itu, Prof. Ir. I Made Supartha Utama, Ph.D., menekankan pentingnya membangun daya saing Anggur Bali melalui pendekatan sistemik yang meliputi diferensiasi produk, efisiensi produksi, dan respons terhadap pasar. “Jika kita ingin bersaing dengan produk impor, maka mutu, pemasaran, dan inovasi harus berjalan seiring,” ujarnya.
Diskusi juga mengemuka dari para petani, termasuk Dr. Putu Suwardika dan Gede Bendesa, yang menyoroti kebutuhan mendesak akan bibit unggul, harga jual yang stabil, serta dukungan dari pemerintah untuk mengatasi serangan hama dan ketidakpastian pasar.
Rangkaian riset ini dijadwalkan rampung pada Agustus 2025 dan akan dilanjutkan dengan uji coba lapangan. BRIDA Bali menargetkan hasil penelitian ini dapat diadopsi secara luas oleh petani, sekaligus memperkenalkan Anggur Bali versi tanpa biji ke pasar modern, betapa pentingnya mempertahankan identitas lokal “Anggur Bali”, sambil terus mendorong peningkatan kualitas dan keberterimaan pasar. Kolaborasi lintas sektor menjadi kunci menuju pengembangan anggur lokal Bali sebagai komoditas unggulan masa depan.
UNIVERSITAS UDAYANA