Proyek Science and Technology Research Partnership for Sustainable Development Program (SATREPS) yang dimotori oleh Center on Food Availability for Sustainable Improvement (CFASI) Universitas Udayana (Unud) mengadakan lokakarya untuk makin menyempurnakan implementasi program asuransi pertanian (AUPT).
Direktur CFASI Unud, Prof. I.G.A.A. Ambarawati, Ph.D. dari Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian menyebutkan bahwa kegiatan yang diadakan pada Kamis 28 Februari 2019 ini bertujuan untuk memperoleh metode baru penilaian kerusakan lahan pertanian. Kegiatan dengan judul Workshop on Bridging New Damage Assessment to Implementation in Agricultural Insurance, dibuka oleh Sekda Badung dan Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung Putu Oka Swadiana, A.Pi.,S.Sos. sebagai mitra kerja dalam program yang memberikan perlindungan kepada para petani. Hadir pula dalam kesempatan tersebut, wakil direktur CFASI Unud Prof. I Made Anom Sutrisna Wijaya dan Prof. Hongo.
Dosen-dosen Fakultas Pertanian yang terlibat dalam proyek ini, antara lain Prof. I Ketut Budi Susrusa, Prof. I Nyoman Rai, Prof. I Wayan Nuarsa, Prof. I Gusti Ngurah Santosa, I Putu Sudiarta, Ph.D, Dr. I Dewa Putu Oka Suardi, Dr. I Wayan Budiasa, Dr. I Ketut Suada, Dr. I Made Sukewijaya, dan A.A. Keswari Krisnandika, SP., M.Si. Proyek SATREPS – CFASI Unud untuk menemukan metode baru penghitungan kerusakan tanaman padi akibat hama penyakit dan kekeringan. Dalam prosesnya, teknologi citra satelit dan tangkapan gambar dari drone dipergunakan sebagai data. Metode baru ini akan dipakai untuk melakukan penilaian kerusakan akibat hama penyakit dan kekeringan. Tujuan akhir dari proyek ini bertujuan untuk makin menyempurnakan metode lama dalam tata cara pembayaran klaim. Acara workshop kali ini diisi oleh para nara sumber, yaitu Prof Chiharu Hongo dari Chiba University, Ketua Proyek SATREPS, Ir. I Nyoman Sumadi, MP., Kabid PSP (Prasarana Sarana dan Penyuluhan) Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Provinsi Bali, Dr. Henri Alain Denis Douche, underwriter agriculture SCOR Global P & C SE Paris. Diharapkan hasil workshop ini dapat membantu pencapaian tujuan dalam memperoleh metode baru penilaian kerusakan lahan pertanian dalam kaitannya dengan asuransi pertanian. Sebagaimana informasi anggota CFASI dari Fakultas Kedokteran Hewan – Prof. A.A.A. Mirah Adi, bahwa Kabupaten Badung telah menjadi mitra kerja sejak awal implementasi proyek nasional ini. Program asuransi pertanian saat ini didukung oleh pemerintah pusat dengan pembayaran premi 80% yang didanai dari APBN, sementara 20% lainnya dibayarkan oleh petani. Khusus untuk Kabupaten Badung dan Tabanan, premi sebesar 20% kewajiban petani masih disubsidi oleh pemerintah kabupaten masing-masing.